Mengetahui kondisi kota singkawang masa lalu (jadul/tempo doeloe) adalah satu hal yang sangat menarik bagi penggiat sejarah khususnya warga kota singkawang. Banyak dari kita yang bertanya-tanya seperti apakah kota singkawang masa lalu dan kira-kira seperti apakah kota singkawang masa depan. Bagi anda yang selalu penasaran akan kondisi kota singkawang masa lalu (tempo dulu) berikut saya sajikan foto peta kota singkawang pada tahun 1944 beserta penjelasannya yang di sadur dari Kalimantan E-Museum untuk di sharing dan di lestarikan kepada anak cucu kita supaya tambah banyak yang mengetahui sejarah di wilayah kota singkawang ini dan tidak akan punah begitu saja di telan budaya luar.
Foto jadul peta kota singkawang
Kebanyakan basa-basi panjang lebar membuat keburu ilang mood nye, langsung kita masuk ke pokok bahasan. Coba perhatikan foto peta jadul di bawah ini, mungkin sebagian dari anda tak henti-hentinya berkata: "..Ooo.., oo.." (bagi yang tau singkawang sih). klik foto nya untuk melihat tampilan lebih besar:MALAY, CHINESE, en DYAK – Singkawang / Sekawang; 1944
(Scale 1:200.000; AMS 1 – 1st Edition; 1944; Black Sign “Restricted”; Colour)
Tapak daerah seputar ”AFDELLING SINGKAWANG (Sekawang)” (Afdelling = kabupaten) di wilayah Westkust Borneo - Kalimantan Barat, dalam peta topografi 1944.
Peta di atas menunjukkan keadaan topografi dari kota singkawang, persebaran pemukiman penduduk, sebaran hutan, jenis tanaman keras yang mendominasi, serta nama kampung/wilayah dan bentang alam penting.
Jika di perhatikan pada peta di atas terdapat tiga hal yang menarik, yaitu:
1. Penamaan lokasi-lokasi dan bentang alam yang asli dikenal saat itu dalam Bahasa Cina (dialek Kek atau Hakka?), seperti:
- Sja Kok (Sekok)
- Hok Lo Nam
- Si Nam
- Hang Moi
- Sam Pa Lit (Sempalit)
- Tshong Sa Pa
- Foeng Sjoei Kong
- Tsoek Theo Nam, dll.
Peneraan nama-nama seperti ini mencerminkan keberadaan entitas Komunitas Cina yang merupakan bagian tak terpisahkan dari sejarah keberadaan Singkawang. Silahkan membaca: Sejarah singkawang dari beberapa versi
Namun untuk penamaan dengan ejaan melayu lama dan masih ada hingga sekarang seperti:
- Soengai Oewi (Sungai Wie)
- Djawa (Kampung Jawa)
- Pasiran
- Djintan (Pajintan)
- Pakoenam
- Madjantoe (Teluk Mak Jantu)
- Pasir Pandjang
- Sedau
- Koelor (Kulor)
2. Penandaan komunitas-komunitas suku bangsa dominan yang menempati kampung atau daerah tertentu, yakni:
- tanda M untuk komunitas Malay atau Melayu
- tanda C untuk komunitas Chinese atau Cina
- serta tanda D untuk komunitas Dyak atau Dayak
3. Penandaan lokasi-lokasi dengan nama-nama yang terkait dengan entitas Komunitas Cina dalam struktur "peran pengelolaan & jabatan publik" yang merupakan bagian dari sejarah keberadaan Singkawang, seperti:
- Kapitan/ Captain,
- Kapitein der Chineezen/ Chinese Official,
- Lauthai/ Chinese Official,
- serta Luitenant der Chineezen/ Chinese Official.
Peta lembar "Singkawang" ini adalah bagian dari peta seri Borneo yang dibuat oleh Army Map Service, U.S. Army, Washington D.C, tahun 1944. Untuk batas-batas wilayah pemerintahan serta khusus informasi hidrografinya, merujuk pada peta pembuatan sebelumnya (Atlas van Tropisch Nederland) tahun 1917, 1938 dan 1942.
NOTE: Di periode tahun data-data dasar peta ini dirujuk (1917– 1942), Singkawang selain berstatus sebagai sebuah onderafdelling (setingkat kecamatan bahkan kota utama), juga digunakan sebagai penamaan sebuah afdelling (setingkat Kabupaten), di bawah wilayah Kesultanan Sambas. Sekarang Singkawang adalah sebuah kotamadya, baru sejak tahun 2001, setelah sebelumnya menjadi bagian dari Kabupaten Bengkayang dan sebelumnya lagi bagian dari Kabupaten Sambas.
0 comments
Posting Komentar